SPEED boat Anugerah Express rute Tanjung Selor-Tarakan, Kalimantan Utara, terbalik di perairan Tanjung Selor, Senin (1/1) sekitar pukul 08.15 Wita. Kecelakaan di hari pertama tahun baru itu mengakibatkan delapan orang meninggal dunia, sedangkan 27 orang lainnya menjalani perawatan di RSUD Soemarno Sosroatmodjo Bulungan. Dari kesaksian para penumpang, saat kapal berangkat tiba-tiba menabrak sebuah batang kayu. “Tidak lama terdengar suara benturan dan tiba-tiba kapal oleng ke kanan. Para penumpang panik. Speedboat kemasukan air dan langsung terbalik,” ungkap seorang saksi, Senin (1/1).
Adapun delapan orang yang meninggal ialah Mirno (Tarakan), Muhammad Hasbi (Tarakan), Arjuna (Tarakan), Aying (Jelerai Selor), Velisyah (Berau), Nasasya (Berau), Yuliana (Tanjung Selor), dan Ahmad (Tanjung Selor). “Berdasarkan manifest penumpang, kapal cepat ini mengangkut 48 orang terdiri dari 43 orang dewasa dan lima anak-anak. Kapal ini berangkat pukul 08.15 Wita dari Tanjung Selor ke Tarakan,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan, Kalimantan Timur-Kalimantan Utara, Gusti Anwar Mulyadi, kemarin.
Namun, faktanya di lapangan, jumlah manifest melebihi kapasitas, yakni 54 orang. “Ini berdasarkan laporan dari penumpang yang selamat saat proses evakuasi oleh tim Basarnas dan tim gabungan TNI/Polri, dinas perhubungan, dan masyarakat setempat. Kemungkinan yang tidak terdapat dalam manifest ini tidak membeli tiket,” duga Anwar.
Hal sama juga disampaikan Kapolres Bulungan AKBP Muhammad Fachry. Diakuinya ada perbedaan jumlah manifest dengan jumlah penumpang kapal. “Kemungkinan ada manifest yang lain, kita sedang selidiki. Sesuai manifest yang beredar, jumlah penumpang kapal cepat Anugerah Express sebanyak 45 orang ditambah satu orang motoris, dan dua anak buah kapal. Ini sedang kami selidiki,” terang Fachry.
Terseret ombak
Dari Jawa Timur, sebanyak tiga siswa SMK Kelautan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, ditemukan meninggal dunia setelah digulung ombak Pantai Bangsong Teluk Asmara, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Senin (1/1). Selain menemukan tiga jenazah siswa itu, tim gabungan Search and Rescue (SAR), Palang Merah Indonesia, relawan, TNI, dan Polri, juga menemukan dua jenazah lainnya, diduga korban sama tergulung ombak pantai selatan Malang. Kepala Pelayanan PMI Malang, Amirul Yasin mengatakan, tiga korban meninggal dunia, yakni Indra Ardiatmoko, 17, warga Desa Sonowangi, Ampelgading, Sandi Mohamad R,16, warga Desa Kedok, Turen, dan Diki Wahyudi,17, warga Desa Wonokerto, Bantur.
Dari Jawa Timur, sebanyak tiga siswa SMK Kelautan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, ditemukan meninggal dunia setelah digulung ombak Pantai Bangsong Teluk Asmara, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Senin (1/1). Selain menemukan tiga jenazah siswa itu, tim gabungan Search and Rescue (SAR), Palang Merah Indonesia, relawan, TNI, dan Polri, juga menemukan dua jenazah lainnya, diduga korban sama tergulung ombak pantai selatan Malang. Kepala Pelayanan PMI Malang, Amirul Yasin mengatakan, tiga korban meninggal dunia, yakni Indra Ardiatmoko, 17, warga Desa Sonowangi, Ampelgading, Sandi Mohamad R,16, warga Desa Kedok, Turen, dan Diki Wahyudi,17, warga Desa Wonokerto, Bantur.
“Tiga korban itu ditemukan di pinggir pantai setelah tiga hari dinyatakan hilang,” kata Yasin. Sementara itu, dua korban lainnya belum diketahui identitasnya. Korban pertama ditemukan di Pantai Sendangbiru, dan diperkirakan warga Yogyakarta. “Korban satunya lagi diduga warga Jombang yang terseret ombak di Pantai Legend Balekambang,” sambung Sekretaris PMI Malang, Aprillijanto. Masih terkait dengan kecelakaan, tim gabungan BPBD Kabupaten Muntok bersama Sat Polairud Polres Bangka Barat, Koramil Muntok, Basarnas, dan Satpol PP belum berhasil menemukan Ivan Firdaus, 42, warga Parit Jaya Muntok, Kabupaten Bangka Barat. Ia hilang sejak empat hari lalu.
No comments:
Post a Comment